Rabu, 16 November 2016

Makna kemiskinan dan hubungannya dengan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab




LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH KELUARGA MISKIN
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PANCASILA DAN KEWARNEGARAAN




DI SUSUN OLEH:
1.      EDIYANTO SITEPU                      NPM 164110164
2.      FEGA ABDILLAH                          NPM 164110196
3.      ILHAM AGHI                                  NPM 164110142
4.      MUHAMMAD REZA                      NPM 164110198
5.      SELLA WATI                                  NPM 164110153
6.      SELVIONA RIVELIA                    NPM 164110142
                                                                                         


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2016


 
                                           
    a. Latar Belakang
Perbedaan derajat, ras, agama serta kedudukan menumbuh kembangkan implementasi nilai-nilai pancasila pada diri generasi muda dalam kehidupan bermasyarakat, namun yang akhir-akhir ini dirasakan mulai memudar/ terkikis oleh kemodernan zaman. Serta kurangnya rasa sosial sering kali menjadi kendala dalam diri generasi muda untuk merasakan kepedulian terhadap orang yang kurang beruntung dalam bidang ekonomi.
Untuk itu kunjungan ini dilaksanakan untuk menambahkan pengalaman mahasiswa dalam memaknai nilai-nilai yang terkandung pada pacasila khususnya sila kedua yakni kemanusiaan yang adil dan beradab. Kunjungan ini juga dilakukan untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa akan pentingnya rasa kepedulian, rasa cinta kasih antara sesama, dan pentingnya rasa menghormati dan membantu sesama sebagai umat manusia.
     

b. Tujuan Kunjungan
Untuk mengetahui secara langsung kondisi dan keadaan masyarakat yang kurang beruntung dalam bidang ekonomi sekaligus menumbuhkan rasa empati dan kepedulian kepada sesama sebagai wujud penghayatan sila kedua yakni kemanusiaan yang adil dan beradab.

C.    Manfaat Kunjungan
Dengan melakukan kunjungan ini diharapkan dapat mengambil hikmah dan manfaat betapa indahnya hidup saling berbagi antara satu dan lainnya, serta memberikan kita kesadaran akan pentingnya penegakan keadilan, baik kepada orang lain ataupun diri sendiri dan memperluas hubungan silaturahmi antar sesama.

D.    Pelaksanaan Kunjungan
Kunjungan dilaksanakan pada tanggal 08 November 2016. Lokasi kunjungan di Jl. Santiana, Kec. Marpoyan Damai, Kel. Maharatu, Pekanbaru, Riau. Kediaman Ibu Sulastri.

E.     Kondisi DiLokasi
1. Kondisi Fisik Rumah
            Rumah yang sederhana setengah permanen, berdinding papan, berlantai semen, beratap seng, berjendela papan, berukuran ± 7m x 5m, status kepemilikan rumah yaitu dipinjamkan oleh saudara kandung, sudah masuk listrik.
2. Kondisi Penghuni Rumah
            Rumah dihuni oleh 4 orang, yaitu bapak, ibu, dan kedua anaknya.
a) Identitas Bapak
                Nama                                      : Wardi
                Umur                                       : 28 tahun
                Agama                                     : Islam
                Pekerjaan                                 : Petani
                Asal                                         : Riau (Melayu)
                Pendidikan                               : SD
   Ciri Fisik                                   : Tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk, tinggi badan                                                 ±150cm, rambut hitam, kulit kecoklatan, anggota tubuh lengkap
    Pendapatan                              : 2,5 – 3 juta rupiah per bulan
                Status                                      : Menikah dengan 1 istri dan memiliki dua anak
                Tinggal                                     : Bersama istri dan anak-anaknya

            b) Identitas Ibu
    Nama                        : Sulastri
    Umur                         : 40 tahun
    Agama                       : Islam
    Pekerjaan                   : Petani (Membantu suami), Ibu rumah tangga
    Asal                           : Jawa
    Pendidikan                 : SD
 Ciri Fisik       : Badan agak gemuk, tinggi badan ±140cm, rambut hitam,                                                    kulit sawo matang, anggota tubuh lengkap
Pendapatan               : - (Karena penghasilan berasal dari usaha tani yang                     
               dilakukan bersama suami)
                           Status                         : Menikah dengan 1 suami dan memiliki dua anak
                           Tinggal                        : Bersama suami dan anak-anaknya
  
   .     Hasil Kunjungan
Kisah hidup sebuah keluarga yang sederhana, tinggal disebuah rumah setengah permanen yang sangat sederhana, di jalan Santiana, kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru. Kisah hidup yang memberikan kita pelajaran bahwa hidup dalam kekurangan/ kemiskinan bukanlah alasan untuk membuat kita patah semangat dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Mereka (tidak termasuk anak) dipinjamkan rumah oleh saudara kandungnya pada tahun 2004, pada tahun 2004 itu juga mereka menempati rumah tersebut, mereka saat itu sama-sama pengangguran, lalu mereka berdiskusi akan pekerjaan apa yang mestinya mereka lakoni, awalnya bapak Wardi selaku kepala rumah tangga memutuskan untuk menjadi tukang bangunan, namun beliau melihat lebih jauh akan pekerjaan tersebut, beliau berpendapat bahwa menjadi tukang bangunan ketika kita kerja selama 1 minggu lalu digaji, namun setelah itu terkadang kita nganggur lagi bahkan sampai hitungan bulan karena menunggu adanya tawaran pekerjaan bangunan, lalu beliau memutuskan untuk menjadi petani, dan istrinya turut serta membantu ikut menjadi petani. Namun, setelah mereka menetapkan pekerjaan mereka, mereka memiliki kendala baru, yaitu “Petani harus punya lahan pertanian, sedangkan kita disini belum punya apa-apa”, ucap pak Wardi.
Beliau menceritakan bahwa dahulu kepemilikan tanah berdasarkan siapa cepat dia dapat, namun sayangnya semua area lahan/ tanah telah dimiliki orang, namun belum difungsikan. Timbullah inisiatif pak Wardi untuk melakukan kontrak kerjasama dengan pemilik tanah. Singkat cerita mereka telah mendapatkan lahan pertanian meski meminjam, namun masalah baru muncul, yaitu benih, dengan uang yang ada mereka hanya sanggup membeli benih yang biasa (tidak unggul). Lagi-lagi masalah baru muncul, yaitu pupuk dan obat (pestisida, herbisida, dll). Karena belum ada pemasukan penghasilan mereka menggunakan bahan sederhana berasal dari limbah/ sisa untuk dijadikan pupuk dan obat. Semakin lama waktu berjalan lahan yang dipinjam pak Wardi semakin banyak dan luas, karena setiap hari pak Wardi mendatangi tempat pemilik tanah yang belum difungsikan. Jika mereka tidak ada uang untuk makan, mereka memanfaatkan dari apa yang mereka budidayakan untuk dimakan.
Singkat cerita, sekarang lahan yang mereka pinjam berangsur diambil alih kembali oleh pihak pemilik tanah, karena sebagian pemilik tanah ada yang mau budidaya pertanian dan ada yang mau membangunkan rumah, sehingga lahan mereka semakin sedikit. Dan mereka memiliki dua anak dimana anak pertama sekarang sedang duduk dibangku sekolah menengah pertama kelas 2, dan anak yang kedua sedang duduk dibangku sekolah dasar kelas 5. Mereka rata-rata berpenghasilan 2,5 – 3 juta rupiah perbulan, dengan rata-rata pengeluaran 1,5 – 2,5 juta perbulan, pengeluaran ini merupakan pengeluaran tak terduga. Karena terkadang ada musibah seperti gagal panen yang menyebabkan mereka tidak mendapatkan hasil, lalu darimana mereka membeli modalnya kembali. Soal rezeki pasti sudah diatur-Nya dan tiada yang tahu, ketika mereka mendapatkan hasil dari hasil budidaya pertaniannya, mereka gunakan untuk modal pertanian lagi, untuk biaya sekolah anak. Mereka belum memiliki tabungan modern seperti bank, koperasi, dsb. Tetapi mereka masih menggunakan sistem tabungan celengan. Mereka secara perlahan memenuhi kebutuhan permanen mereka seperti kipas, sepeda motor, hp, tv, sepeda dll. Tetapi semuanya dibeli dalam keadaan bekas.
Tinggal disebuah rumah yang berdindingkan papan dan berlantaikan semen dengan alas karpet sederhana yang tak mampu menutup keseluruhan lantai, disitulah kami berbincang-bincang dengan mereka. Merupakan kisah pilu bila diperhatikan secara kasat mata. Namun bagi mereka, kehidupan yang mereka jalani merupakan sebuah anugerah yang luar biasa dari Tuhan kepada mereka. “Alhamdulillah apapun yang terjadi, istriku selalu senantiasa membantu saya, karena saya juga sering melihat mereka diluarsana yang bercukupan lebih tapi hidupnya tak senang dan tak tenang karena kurangnya keharmonisan”, ucap pak Wardi. Dari hasil pendapatan yang sering pas-pasan, agar kebutuhan mereka terpenuhi mereka menanamkan sifat untuk menahan selera/ keinginan, “Apapun yang kita inginkan jangan terlalu berharap lebih untuk mendapatkannya. Utamakan kebutuhan dahulu, jangan keinginan”, ucap pak Wardi. Bantuan yang pernah mereka terima langsung belum ada, namun bantuan dari anaknya yang berasal dari Dana BOS berupa uang dan buku. Bapak Wardi adalah sosok kepala keluarga yang ramah, baik, hal ini dibuktikan oleh ketika kedatangan kami berkunjung kerumahnya disambut dengan hangat oleh beliau, dengan penuh kesabaran dan keramahan meladeni kami untuk mewawancarinya dan bersedia berbagi pengalam dan kisah hidup beliau dengan kami. Beliau juga inovatif dan selalu mencoba hal baru.
Setiap orang pasti punya harapan, begitu juga dengan mereka, mereka punya harapan yang pertama yaitu mempunyai tanah sendiri, karena rumah, dan lahan pertanian mereka masih meminjam dari orang. Harapan selanjutnya ialah agar pemerintah lebih peka terhadap kondisi rakyat menengah kebawah, terutama petani-petani, karena selama ini mereka belum pernah dikunjungi pemerintah maupun instansi mungkin untuk bantuan atau hanya sekedar gelar seminar/ penyuluhan. Mereka berharap pemerintah lebih peka terhadap petani, karena tanpa petani, Indonesia tidak bakal maju. Bayangkan saja petani diacuhkan negara, petani akan berlaku seenaknya, membakar hutan untuk membuka lahan, tetapi ketika mereka membuka lahan setelah dibersihkan dan difungsikan, malah datang pemerintah atau instansi yang menggusur lahan petani karena pemerintah mengaku itu tanah negara, dan memang petani tidak izin dahulu untuk membuka lahan. Maka dari itu pak Wardi berharap bahwa pemerintah menyediakan lahan pertanian yang tetap untuk petani, bantuan seperti obat, pupuk, dan benih dari pemerintah diberikan ke petani.
Setelah kami berbincang-bincang dengan mereka, kami memberikan santunan berupa beberapa bahan pangan untuk kebutuhan sehari-hari, sebagai wujud rasa empati dan kepedulian kepada sesama dan penghayatan sila kedua yakni kemanusiaan yang adil dan beradab.

G.    Kesimpulan
Kisah hidup yang tergambar dari kehidupan keluarga bapak Wardi merupakan satu dari sekian banyak permasalahan kemiskinan yang ada di negeri ini. Apa yang dihadapi beliau merupakan fenomena yang sudah tidak asing lagi kita jumpai. Hal ini merupakan hasil dari ketidakadilan yang ada di negeri ini. Ironis memang ditengah banyaknya usaha dan program pemerintah dalam mengurangi angka-angka kemiskinan yang ada di negeri ini. Namun kenyataannya masih banyak angka kemiskinan. Perhatian pemerintah terhadap hak-hak masyarakat kecil belum terlalu baik bahkan sangat memprihatinkan.
Makna kemiskinan seringkali dipahami sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan, dan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar sehari-hari. Namun berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan kami memaknai kemiskinan yaitu keadaan yang benar-benar pas-pasan untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya, jarangnya kecukupan yang berlebih namun dengan keadannya tersebut tidak membuat dia putus asa menjadi peminta-minta, tetapi menjadikan semangat untuk kerja lebih keras lagi demi mencapai kecukupan yang berlebih.
Makna sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu pada umumnya diharapkan dapat mendorong seseorang untuk senantiasa menghormati harkat dan martabat orang lain sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Dengan  sikap ini diharapkan dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan makhluk sosial yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Namun berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan kami melihat bahwa ada ketidakadilan. Seperti didaerah A mendapat bantuan alat dan mesin pertanian sedangkan di tempat kunjungan tidak. Sehingga kami memaknai sila kedua,  kemanusiaan yang adil dan beradab yaitu bertindak adil dan beradap; mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Sehingga menjamin diakui dan diperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang sama hak dan kewajibannya, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.













H. Dokumentasi
         
Rumah tampak belakang                              Rumah tampak depan

       
Proses berbincnag-bincang                       Pemberian santunan








Foto bersama

Beragama Islam Secara Dewasa




MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BERAGAMA ISLAM DENGAN SADAR DAN KEBENARAN AGAMA ISLAM

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen Pembimbing:

Drs. Mawardi Ahmad,M.A.
Disusun oleh:
Kelompok 6
1.       Dimas Igo Pratikel               : 164110161
2.       Muhammad Dzulfadhli         : 164110182
3.       Selviona Rivelia                         : 164110142

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN 

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2016




KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Agama Islam.
Agama  sebagai  sistem  kepercayaan  dalam  kehidupan  umat  manusia  dapat  dikaji melalui  berbagai  sudut  pandang.  Islam  sebagai  agama  yang  telah  berkembang  selama  empat  belas  abad  lebih  menyimpan  banyak  masalah  yang  perlu  diteliti,  baik  itu  menyangkut  ajaran  dan  pemikiran  keagamaan  maupun  realitas  sosial,  politik,  ekonomi  dan  budaya.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Islam Riau. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,  kepada  dosen  pembimbing  saya  meminta  masukannya  demi  perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa  yang  akan  datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

                                                                                    Pekanbaru, Agustus 2016




 

BERAGAMA SECARA DEWASA
A.   Beragama Islam dengan Benar
Al-Qur’an dan Hadits adalah dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk setiap  muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang sangat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Sehingga dapat kita buktikan kebenaran pentingnya peringatan Allah SWT sebagaimana firman Allah surah al isra’ (17) : 36 yang artinya
            ”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawab
annya”. (Al Isra:36)
Penjelasan lengkap dari surah tadi:
            "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya......."
Maksudnya, jangan mengikuti apa yang tidak kamu ketahui dan tidak penting bagimu. Jika kita memiliki pengetahuan, maka manusia boleh menetapkan suatu hukum berdasarkan pengetahuannya itu. (Tafsir Imam Qurthubi)
            ".......Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya"
Maksudnya masing-masing dari semua itu ditanya tentang apa yang dilakukannya. Hati ditanya tentang apa yang dia pikirkan dan dia yakini. Pendengaran dan penglihatan ditanya tentang apa yang dia lihat, dan pendengaran ditanya tentang apa yang ia dengar. Semua anggota tubuh akan diminta pertanggungjawaban di hari kiamat. (Tafsir Imam Qurthubi, Ibnu Katsir.)
            Allah SWT melarang mengatakan sesuatu tanpa pengetahuan, bahkan melarang pula mengatakan sesuatu berdasarkan zan (dugaan) yang bersumber dari sangkaan dan ilusi (Tafsir Ibnu Katsir)
. Setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim sebagai berikut.






1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih)
Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada ALLAH SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya.
Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada ALLAH.

“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi ALLAH tuhan semesta alam” (QS. Al-An’aam [6]:162).

2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar)
Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam salah satu haditsnya, beliau bersabda:
“Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”.
Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh) 
Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada ALLAH SWT maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.
Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh ALLAH SWT di dalam Al Qur’an. ALLAH berfirman yang artinya:
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS. Al-Qalam [68]:4).

4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani)
Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan ALLAH dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim)






5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir) 
Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur’an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya:
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah ALLAH menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah [2]: 219)
Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas.

6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu)
Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan.
Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim)

7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)
Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari ALLAH dan Rasul-Nya. ALLAH SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya.
ALLAH SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit,muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan)
Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan
baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga ALLAH menjadi cinta kepadanya.
Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.

9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri) 
Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi.
Karena, pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.

10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
Nafi’un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan.
Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir)

B.  Kebenaran Agama
Sebagai agama yang dianggap paling benar dan memang paling benar tanpa keraguan, maka Islam menyediakan bukti-bukti kebenarannya itu dan  Allah menampakkannya kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya, yakni orang-orang yang mau berpikir dan mau menerima kebenaran. Kebenaran agama Islam itu logis, bisa dinalar oleh akal, dan menakjubkan. Diantara bukti-bukti kebenaran Islam yaitu:
1.      Letak kebenaran Islam yang pertama adalah konsep tauhidnya. Dalam islam Tuhan itu Esa, yakni Allah SWT. Laa ilaaha illallah, begitulah menurut islam. Bagaimana hal ini menjadi bukti?  Kalau kita mau berpikir sejenak, ternyata Ke-Esa-an Tuhan itu sangatlah benar, dan adanya tuhan selain Tuhan yang Esa itu mustahil. Analoginya, kita misalkan sebuah mobil. Jika di dalam mobil terdapat dua setir atau lebih dengan masing-masing setir dikendalikan oleh satu sopir, maka apa yang akan terjadi? Jelaslah akan terjadi “kesemrawutan” dalam mobil itu. Jika satu sopir hendak membelok ke kanan, tetapi sopir yang lain membelok ke kiri atau tidak mau belok misalkan. Lalu dimana letak keserasiannya? Jelas tidak ada, tidak ada keseimbangan, tidak ada kesamaan ego antara dua sopir tadi yang menyebabkan mobil tadi kehilangan kendali dan mungkin akan terjadi kecelakaan. Nah begitu juga dengan alam ini jika alam ini dikendalikan oleh dua tuhan dengan ego yang bebeda, maka hancurlah alam ini.

2.      Bukti yang kedua adalah rosul yang membawa dan menyebarkan syariat Islam ini. Sejarah membuktikan, Muhammad SAW sebagai Rosulullah adalah sosok yang tauladan. Beliau terkenal dengan kejujurannya, keluhuran budi pekertinya, bijak, ramah, tidak sombong, dan lain sebagainya. Bahkan disegani kawan maupun lawannya.beliau adalah sosok yang suci dan dijaga dari segala kesalahan, bahkan beliau tidak pernah berbohomg satu kalipun semasa hidupnya, sehingga ketika beliau masih muda dan saat itu belum diangkat menjadi rosul, beliau sudah mendapat gelar AL-AMIN (orang-orang yang dapat dipercaya) yang diberikan oleh kaumnya, meskipun pada akhirnya kaumnya mendustakan beliau dan tidak percaya akan kenabian Beliau. Dari sifat-sifat beliau yang agung itulah, maka terbuktilah kebenaran agama Islam ini. Bahkan ada tokoh barat yang mengatakan, “tidak ada seorang pemimpin pun yang bisa seperti Muhammad, dia membuat revolusi hanya dalam 23 tahun, sedangkan negara-negara eropa membutuhkan ratusan tahun untuk revolusi”.

3.      Ketiga, letak kebenaran Islam terdapat pada kitabnya. Al-Quran adalah kitab umat Islam yang memilikik kebenaran. Kitab ini dijaga oleh Allah hingga akhir zaman, sehingga tidak akan ada perbedaan antara Al-Quran ketika zaman Muhammad SAW dengan Al-Quran di zaman ini, bahkan nantinya hingga akhir zaman. Selain itu, jika kita perhatikan, di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali Ilmu pengetahuan yang tidak mungkin diketahui oleh orang-orang pada zaman diturunkannya dan bahkan dikagumi kebenarannya di zaman ini. Contohnya saja adalah proses kejadian manusia dalam QS Al-Mukminun ayat 12-14, atau mengenai rotasi bumi, “Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu.” (QS. An Naml : 88)”, atau pun teori revolusi bulan terhadap bumi dan revolusi matahari terhadap inti galaksi, (dsb)...

4.      Bukti selanjutnya adalah dari sisi isinya. Kita ketahui bahwa agama Islam itu selaras dengan kebutuhan naluri manusia. Islam tidak melarang apa yang menjadi kebutuhan manusia, Islam hanya melarang hal-hal yang merugikan bagi manusia. Contohnya, agama islam tidak melarang perkawinan, sebagaimana bahkan menganjurkannya, karena itu adalah kebutuhan manusia. Islam juga memerintahkan manusia agar menuntut ilmu hingga akhir hayatnya, bahkan ketempat yang jauh sekalipun sebagai bukti bahwa Islam sangat paham dan sejalan dengan naluri manusia sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan dan kemampuan akal tinggi. Namun Islam juga tidak lupa agar manusia tidak terlalu larut dalam dunia ilmu pengetahuan sehingga melupakan hak-hak alam lalu membuat kerusakan, maka Allh berfirman, “............janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.........”. selain itu apa yang diajarkan Islam juga kompleks. Mulai dari bagaimana cara makan, minum, kencing, buang hajat, bersuci, bagaimana berhubungan dengan Tuhannya, bagaimana berhubungan dengan sesamanya, semuanya diajarkan. Tidak ada satu pun hal sepele yang lewat dari ajaran Islam. Hal ini membuktikan akan kebenaran Islam serta kemuliaannya sebagai agama yang diturunkan Allah dan diridhoi-Nya.


KESIMPULAN
Dalam beragama hendaknya kita bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah secara sadar tanpa ikut-ikutan orang lain. Karena semua yang kita lakukan selama didunia akan dipertanggung jawabkan. Hati ditanya tentang apa yang dia pikirkan dan dia yakini. Pendengaran dan penglihatan ditanya tentang apa yang dia lihat, dan pendengaran ditanya tentang apa yang ia dengar. Semua anggota tubuh akan diminta pertanggungjawaban di hari kiamat.
Sebagai umat Muslim, kita harus mengetahui dan meyakini tentang kebenaran agama yang kita anut. Bahwasanya agama Islam adalah agama yang datangnya dari Allah dan tidak ada keraguan pada nya. Diantaranya berbagai kebenaran dalam agama Islam terdapat pada :
1.      Konsep tauhidnya
2.      Sifat Rasul yang membawa dan menyebarkan syariat Islam
3.      Kitab Al-quran, serts
4.      Ajaran-ajaran yang terdapat dalam Islam
            Saya rasa hanya sekian yang dapat saya sampaikan pada makalah ini, dan masih ada banyak lagi bukti-bukti kebenaran Islam lainnya yang menjadikan Islam adalah agama yang sempurna. Oleh karena itu kita sebagai muslim harus semakin yakin dan meningkatkan keimanan kita,amiin ya robbal alamiin.
           



Daftar pustaka